Setelah melakukan wawancara dengan pak Heru di Tanah Abang, jujur saja saya merasa cukup beruntung telah dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan. Selain itu, saya juga belajar dari Pak Heru. Saya merasa agak kurang bersyukur dengan keadaan saya yang sudah berkecukupan. Walaupun saya sudah bisa dibilang berkecukupan bila dibandingkan dengan dia, saya malah lebi sering menggerutu dengan keadaan saya sekarang. Padahal, pak heru yang hidupnya jauh lebi susah dari saya selalu tersenyum setiap saat. Saat wawancara, tidak pernah ia berhenti tersenyum, bahkan pada saat ia berkata bahwa hidupnya sekarang lebih sulit dan penghasilannya pas pasan.
Melalui wawancara ini, saya merasa diajari untuk lebih bersyukur dengan kehidupan yang sekarang, karena semua orang pasti selalu ada suka dukanya dalam menjalani hidup.
Saya juga merasa diajari untuk lebih perhatian pada orang tua yang telah membesarkan saya. Hal ini terdorong dari Pak Heru yang tetap rutin mengunjungi orang tuanya di jawa setiap 2 bulan sekali walaupun sekarang pastinya biaya transport lebih mahal. Saya yang orang tuanya masi tinggal bersama saya saja sepertinya kurang memperhatikan orang tua. kadang kadang malah menambah beban mereka dengan cara ngambek atau egois..
Selain itu, saya ingin seperti pak Heru yang berusaha untuk mewujudkan impiannya, walaupun dengan cara pelan pelan, yang penting kita tetap berusaha mewujudkan impian yang kita punya sebisa mungkin. sekian refleksi dari saya.
Angela x-2/1
Monday, April 21, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment