Sunday, April 20, 2008

Bakso Pak Kumis


BAKSO PAK KUMIS

Wawancara dengan pak Ari

Senin, 21 April 2008

Tania : Halo Pak, Kami mempunyai tugas untuk mewawancarai bapak.

Bapak: Oh, iya… mau tanya apa ?

Tania : Nama bapak siapa?

Bapak : Ari ..

Tessa : Umur bapak berapa?

Ari : 19 Tahun

Tessa : Oh, Bapak yang punya kedai bakso ini ?

Ari : Bukan, saya kerja disini saja, yang punya sedang pulang kampung, namanya, Pak Sutar.

Tania : Pak Sutar punya berapa anak ya pak ?

Ari : Dia punya 4 anak di kampung.

Tania : Oh, bapak buka dari jam berapa sampai jam berapa ?

Ari : Dari jam 5.30 pagi sampai 6.00 sore…

Tessa : Berapa ya pak kira – kira modalnya?

Ari :400.000 an jika saya beli di pasar impress, tempat langganan saya jadi sering dikasih diskon.

Tania : Penghasilannya kira – kira berapa ya pak sehari ?

Ari : kurang lebih 1.000.000…

Tessa : Wah, kalau gitu bisa memenuhi kebutuhan sehari – hari dong?

Ari : ya… Kurang lebih, bisa lah terpenuhi buat makan aja…

Tania : Langganan bapak banyak nggak?

Ari : banyak juga, terutama yang kerja di daerah ini…

Tessa : Ada suka – duka kerja disini nggak ?

Ari : Sukanya… nggak terlalu capai karena santai… dukanya… ya suka ada yang protes karena harga naik dan sering pulang malam…

Tania : Baksonya di bikin sendiri atau apakah dibeli ?

Ari : Dibikin sendiri oleh kita…

Tessa : Lalu bapak bangun jam berapa bikinnya ?

Ari : Jam 2.30 pagi kita bangun untuk bikin bakso ini

Tania : Susah nggak pak bikinnya ?

Ari : Cuman sering ngantuk karena subuh, mendukung untuk tidur sambil bulat – bulatin daging, hahahaha…

Tessa & Tania : hahhahahaha

Tessa : Awal nama “Pak Kumis” kenapa ya pak ?

Ari : Oh, itu karena pak sutarnya berkumis lebat, hahaha.. .

Tania : ahaha.. oh iya, apakah dagangan ini berawal dari kampung ?

Ari : Iya, dari kampung lalu merantau di Jakarta … Tadinya berawal dari keliling – keliling lalu kami dapat pinjaman tempat, ya jadi disini.. .

Tania : Apakah ada saingan yang jual bakso di sekitar daerah ini ?

Ari : Nggak…

Tessa : Apa lebih untung di kampung atau di Jakarta ?

Ari : Di Jakarta karena lebih banyak pelanggan

Tania : Apa pernah buka cabang di tempat lain ?

Ari : Pernah niat, tapi sepi, jadi di tutup lagi…

Tessa : Bapak tinggalnya di daerah sini atau dimana ?

Ari : Di sekitar daerah sini juga…

Tania : Apa ada kenangan yang unik selama kerja disini?

Ari : Pernah sih, tapi paling ada yang nawar padahal harganya sudah pas – pasan dengan modal.

Tessa & Tania : Makasih ya pak atas waktunya, maaf kalau menganggu waktu bapak.

Reflexi Tania

Dari wawancara itu dapat saya tarik kesimpulan bahwa hidup itu susah jadi perlu perjuangan. Seperti kisahnya Pak Ari yang harus bangun jam 2.30 untuk membuat baso. Dan kalo dipikir-pikir berarti saya tidak boleh menyia-nyiakan apa yang sudah saya punya, saya harus bersyukur atas apa yang sudah saya punya karena tidak semua orang bisa merasakan apa yang saya alami. Saya bisa bangun siang kalau libur sedangkan Pak Ari harus tetap bangun jam 2.30 pagi. Dan pada hari sekolah saya biasanya merasa sangat malas sekali untuk sekolah padahal seperti Pak Ari saja harus bangun lebih pagi lagi daripada saya, diwaktu saya masih tertidur pulas dia sudah harus bangun untuk bekerja. Dan menurut saya wah,, itu hebat sekali perjuangannya, tidak semua orang bisa melakukan hal yang sama seperti itu. Karena itu sangat menghabiskan tenaga, padahal apa yang didapat hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Sedangkan saya tidak perlu bekerja keras untuk mendapatkan apa yang saya inginkan, tinggal bilang pada orang tua, nanti akan dibelikan. Dan saya berpikir bahwa hal tersebut terkadang tidak adil bagi mereka, saya yang tidak melakukan hal-hal yang berat atau yang melelahkan saja bisa langsung bisa mendapatkan apa yang saya inginkan, sedangkan mereka harus kerja mati-matian untuk bisa hidup. Dan dari pengalaman Pak Ari saya berpikir bahwa saya berarti harus belajar di sekolah dengan baik agar saya bisa membalas apa yang telah saya dapat dari orang tua dan saya juga harus selalu menghormati mereka karena tanpa mereka saya tidak dapat berbuat apa-apa. Dan saya harus selalu bersyukur apa yang sudah saya dapat dikehidupan ini. Dengan belajar dengan baik dan rajin saya bisa membuat orang tua saya senang karena saya dapat mencapai nilai yang memuaskan dan tidak membuat mereka marah dan saya yakin jika saya selalu berusaha, berjuang dan selalu bersyukur saya yakin nantinya saya dapat mencapai suskses, seperti apa yang selalu dikehendaki orang banyak. Karena menurut saya tidak ada seorangpun yang menginginkan hidup yang menderita dan selalu mengalami kesulitan. Maka saya terkadang ingin juga mengatakan pada semua orang kita harus selalu berusaha terlebih dahulu karena pasti kita akan merasa sangat puas walaupun hasilnya tidak terlalu baik karena kita merasa kita sudah berusaha melakukan suatu hal sebaik mungkin dan hasilnya ya belakangan, yang penting adalah usahanya.

Refleksi Teresa

Dari apa yang saya lihat tadi, Orang harus berjuang demi mendapatkan sesuap nasi, demi pendidikan anak – anak mereka , mereka rela berjualan satu hari penuh. Demi uang sekolah dan kehidupan istrinya di kampung, ia berjuang di Jakarta, kota yang ganas dan penuh perjuangan ini. Dimulai dari berjualan dengan berkeliling dengan gerobak sederhananya hingga akhirnya mendapatkan pinjaman tempat dari warga setempat untuk membuka kedai yang amat sederhana. Selain itu, saya sadar bahwa hidup memiliki berbagai cobaan yang harus dihadapi mulai dari biaya hidup yang kita harus tanggung masing – masing dan juga cobaan lainnya yang diberikan oleh Tuhan kepada kita yang masih kita harus tanggulangi. Dari apa yang saya pelajari, kita harus belajar dari semua kesalahan kita dan harus berjuang di hidup ini mulai dari pendidikan seperti kita sebagai pelajar yang harus belajar tiap hari hingga tengah malam maupun mereka yang bekerja dari pagi hingga sore demi memenuhi biaya yang semakin tinggi tiap hari. Dari wawancara ini, saya mempelajari bahwa orang tua saya juga telah bekerja keras demi saya. Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa hidup ini penuh perjuangan dan saya harus memulai perjuangan saya sendiri di kehidupan yang mendatang dengan menjunjung pendidikan setinggi – tingginya dan belajar dengan baik dan benar untuk mencapai masa depan yang cerah dan baik sehingga saya bisa membuat orangtua saya bangga. Oleh sebab itu berjuanglah dan kita akan memetik hasil yang baik pula. Bila kita memberi yang terbaik dari diri kita maka kita akan mendapatkan yang terbaik dari diri kita juga. Banyak hal di dalam hidup ini mungkin tidak adil bagi diri kita sekarang tetapi saya yakin bahwa hasil yang akan kita petik nanti pasti memuaskan. Saya merasa juga harus bersyukur atas apa yang saya punya dan apa yang telah orang tua saya petik untuk saya. Maka saya akan berusaha sebaik mungkin untuk membalas apa yang telah diberikan oleh mereka kepada saya dengan belajar dengan serius dan pantang menyerah karena saya tahu dengan begitu saja orangtua saya akan bangga dan bahagia mempunyai anak seperti saya yang selalu mau berjuang dan selalu bersyukur. Dan maka saya selalu merasa itulah yang terpenting dalam hidup, dan itu juga merupakan bekal bagi saya di kehidupan saya nantinya yang saya harapkan selalu sejahtera dan bahagia.


Tania X2 - 24

Teresa X2 - 25


No comments: