Tuesday, April 22, 2008
Refleksi Nandita X2/19
Setelah meluangkan waktu saya untuk wawancara singkat dengan pak sukri, saya sadar bahwa ternyata selama ini saya TIDAK pernah bersungguh-sungguh BERSYUKUR atas apa yang sudah saya dapatkan, saya miliki dan saya nikmati selama ini. Yang saya SERING lakukan hanya berkeluh kesah saat suatu hal tidak berjalan sesuai kemauan saya, Memaki-maki,merajuk seperti anak kecil atau memarahi seluruh isi rumah saat tidak mendapatkan apa yang saya inginkan, marah bercampur rasa iri hati saat saudara dibelikan barang yang LEBIH daripada yang saya punya ,atau sekedar merengek bahkan menuntut orang tua untuk membelikan saya LEBIH dan LEBIH lagi. Kalau dibanding Pak Sukri yang rela bangun jam 5 pagi untuk bekerja demi kehidupan, untuk bangun pagi jam 6 ke sekolah saja , saya harus sampai dimarahi dulu oleh orang rumah, apalagi untuk pergi ke stasiun naik kereta yang terkadang berarti harus rela berdiri atau berdesak-desakan sewaktu pulang, dijemput terlambat 30 menit saja saya sudah merajuk dengan supir. Wawancara dengan pak Sukri membuka mata saya akan apa yang seharusnya saya lakukan sejak awal,yaitu BERSYUKUR atas apa yang Tuhan berikan, tanpa melupakan bahwa semua harta benda milik kita saat ini hanya TITIPAN, dan kita tidak tau kapan Tuhan akan mengambilnya dari kita, perihal saya masih bisa bersekolah, masih bisa membaca komik dan buku pelajaran, masih bisa makan dan tambah sepuasnya di rumah dan masih bisa memilih baju apa yang akan saya beli di etalase toko mall hanya bisa terjadi karena Tuhan sudah begitu baik pada saya, dan kesempatan yang sudah diberikanNya sekarang harus saya syukuri. Terima kasih untuk Pak Sukri, semoga saya dapat semakin belajar unutk bersyukur.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment